Minggu, 02 Juni 2013

MEMAHAMI SEKS



      Banyak orang yang keliru memahami seks. Hal ini karena mereka keliru dalam mendefinisikan seks. Ketika orang mengucapkan kata “seks” maka yang terlintas dikepala sebagian besar orang yang mendengarnya adalah tentang pornografi, pornoaksi, atau tentang hal-hal yang berkaitan dengan birahi. Padahal, itu hanya salah satu dari makna seks, bukanseks itu sendiri. Informasi yang benar tentang seks sangatlah penting supaya orang tidak salah dalam memaknainya.

      Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu arti seks adalah segala hal yang berkaitan dengan alat kelamin.  Kata “seks” memiliki definisi yang luas. Secara keseluruhan, yang dimaksudkan dengan seks adalah pendidikan mengenai jenis kelamin.


1.      Dimensi Biologis.
      Dari sudut pandang biologis, seks berarti segala hal yang berkaitan dengan alat reproduksi. Didalamnya termasuk pengetahuan mengenai hormon-hormon, menstruasi, masa subur, gairah seks, bagaimana menjaga kesehatan dan gangguan dari penyakit seperti PMS (penyakit menular seksual), dan bagaimana memfungsikannya dengan optimal secara biologis. Termasuk dalam pengertian seks dari sudut biologis ini adalah pengetahuan mengenai proses pembuahan, bagaimana ovum bertemu dengan sperma dan membentuk zigot, dan seterusnya.
      Yang berkaitan dengan masalah pendidikan seks dalam dimensi biologisnya karena usia balig atau kedewasaan seseorang menurut islam, dilihat melalui ciri-ciri yang bersifat biologis. Misalnya, keluarnya darah haid (menstruasi) pada wanita atau mulai aktifnya sel sperma yang ditandai dengan pengalaman “mimpi basah”.
2.      Dimensi Psikologis.
      Dari dimensi psikologis, seks berkaitan dengan bagaimana seseorang menjalankan fungsinya sebagai makhluk seksual dan identitas peran jenis. Contohnya : pria dipandang lebih agresif dari pada wanita. Misalnya : memberikan larangan yang tegas kepada laki-laki untuk tidak menyerupai identitas seksual perempuan, Dan sebaliknya, perempuan juga dilarang menyerupai identitas seksual sebagaimana laki-laki. Hal ini tujuannya jelas, yakni untuk mempertegas fungsi seksual masing-masing pihak yang nantinya sangat berpengaruh pada dimensi psikologisnya.
3.      Dimensi Medis.
      Dari dimensi medis, seks  adalah pengetahuan mengenai penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual, misalnya : terjadinya impotensi, nyeri, atau keputihan. Dalam kajian fiqih, dibahas tentang bagaimana menjaga kebersihan dan kesucian diri dari segala kotoran atau najis yang keluar dari alat kelamin dengan menggunakan Air.
4.      Dimensi Sosial.
      Dari dimensi medis, seks  adalah sesuatu yang berkaitan dengan hubungan interpersonal (hubungan antar sesama manusia).  Dorongan adanya seks yang muncul pada diri seseorang adalah sesuatu yang wajar. Bahkan, dorongan ini harus ada jika kamu mau dikatakan sebagai manusia yang normal. Tanpa seks, kamu tidak akan pernah terlahir didunia ini. Dengan seks pula, cita-citamu, nama besar yang kamu miliki, dapat diteruskan dan dilanjutkan.
     


MEMAHAMI NAFSU



Kata  “nafsu” berasal dari bahasa Arab, an-nafs. Kata an-nafs bisa berarti diri (zat), jiwa, dan juga roh. Nafsu bisa berpotensi baik dan bisa pula berpotensi buruk. Ia kan menjadi baik bila digunakan untuk kebaikan dan ketakwaan. Dan sebaliknya,  akan menjadi buruk bila ia dipakai untuk melakukan perbuatan tercela, kemungkaran, dan kemaksiatan.


  •    Macam-macam Nafsu.
1.      Nafsu Amarah.
Nafsu Amarah ini akan membawa pemiliknya pada kejelekan karena dia akan senantiasa menyetir dan memerintahkan pemiliknya pada kejelekan.
2.      Nafsu Lawwamah.
Nafsu ini juga berpotensi buruk, karena ia merupakan nafsu yang membawa pemiliknya untuk mengejar keduniaan tanpa mengenal lelah dan puas. Pangkat, harta, jabatan, dan kedudukan merupakan sasaran dan tujuan yang ingin selalu digapai oleh orang yang memiliki nafsu blawwamah ini.
                   3.     Nafsu Muthma’innah.
Nafsu Muthma’innah ini merupakan nafsu yang tenang yang mengajak pada kebaikan dan ketaatan kepada-Nya. Sehingga, Nafsu Muthma’innah inilah  yang nantinyaakan kembali pada-Nya dalam keadaan rida kepada Allah dan juga diridai-Nya.

        Memiliki nafsu, pada dasarnya bukanlah suatu aib atau dosa. Nafsu pun merupakan suatu anugrah yang diberikan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Nafsu jugalah yang dapat membuat kamu mau bekerja keras, berusaha, dan berkompetensi untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Prestasi dan prestise yang selalu ingin kamu gapai adalah dorongan dari nafsu itu. Nafsu jugalah yang menggerakkan orang untuk mau bekerja, mengumpulkan rupiah demi rupiah, membelanjakan, dan juga menyimpannya. Dengan dorongan nafsu yang seperti inilah dunia ini akan menjadi berkembang dengan lebih baik.



MEMAHAMI CINTA


        Cinta menurut bahasa berarti suka sekali, sayang sekali, atau rasa terpikat dalam pengertin luas maupun khusus (terhadap lawan jenis). Cinta adalah sebuah fitrah di dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia yang masih dalam keadaan fitrah pasti memiliki cinta. Jadi, wajarlah  jika manusia memiliki kecintaan terhadap manusia lain yang berlainan jenis. Bahakan, adalah hal yang wajar pula jika manusia memiliki kecintaan terhadap ciptaan Allah SWT yang lainnnya. 
     “Cinta pada mulanya adalah senda gurau, tapi pada akhirnya adalah keseriusan. Cinta memiliki makna yang sangat lembut sehingga sulit untuk disifati. Cinta bukanlah sebuah kemungkaran dalam beragama, cinta juga tidak dilarang oleh syariat karena hati itu ada pada kuasa Allah”.

  1. Bentuk-bentuk Cinta.
        Pada dasarnya, cinta adalah anugerah yang maha kuasa. Allah SWT-lah yang menanamkan rasa cinta dalam hati manusia. Islam tidak melarang seseorang untuk mencintai dan dicintai. Bahkan, islam memberikan anjuran dan perintah agar manusia saling mencintai.
        Bentuk cinta kepada Allah SWT adalah berupa ketaatan pada segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan Cinta kepada Rasulullah saw, adalah kemauan untuk mengikuti sunnah-sunnahnya, memperbanyak membaca shalawat atasnya, dan menjauhi segala hal yang melanggar sunnahnya. Kalau kamu memiliki rasa cinta seperti ini maka kamu akan mendapatkan anugerah yang tidak ada bandingannnya di dunia ini. Bahkan, cinta seperti ini memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan dunia serta seluruh isinya. Cinta demikianlah yang akan mengantarkan kamu pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Kebahagiaan di dunia dan akhirat tidak akan dapat digantikan oleh materi sebesar dan sebanyak apa pun di dunia ini.
        Bentuk cinta yang lain adalah cinta kepada sesama manusia. Salah satunya yaitu cinta kamu kepada orang tua dalam pengertian yang luas. Yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang menjadi sarana bagi keberadaanmu di dunia ini, yaitu inu dan bapak.  Termasuk pula dalam kategori orang tua adalah mertua, bapak-ibu guru, dan ustaz-ustazah.
2.   Mencintai Lawan Jenis.
   Kecintaan pada lawan jenis (pria atau wanita) itu ada tiga macam, yaitu :
a.      Cinta yang bernilai ibadah.
   Yaitu kecintaan seorang suami terhadap istrinya. Cinta ini bernilai ibadah karena sudah berada pada tempat yang di syariatkan Allah dan untuk menunjang tujuan-tujuan mulia. Dengan cinta inilah keberlangsungan manusia di dunia ini menjadi terjaga.
b.      Cinta yang dilarang oleh Allah.
   Yaitu cinta seorang laki-laki terhadap wanita yang bukan mahramnya dengan tidak mengindahkan larangan-larangan-Nya.
c.       Cinta yang diperbolehkan (mubah).
   Yaitu cinta seorang pria yang tiba-tiba datang karena ia melihat wanita lain di hadapannya. Namun, ia tidak sengaja menemui atau melihat wanita tadi dan cinta tersebut tidak membawanya pada perbuatan maksiat dan dosa karena semua itu terjadi di luar kehendaknya dan tanpa sengaja.