Cinta menurut bahasa berarti suka sekali, sayang sekali, atau rasa terpikat dalam pengertin luas maupun khusus (terhadap lawan jenis). Cinta adalah sebuah fitrah di dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia yang masih dalam keadaan fitrah pasti memiliki cinta. Jadi, wajarlah jika manusia memiliki kecintaan terhadap manusia lain yang berlainan jenis. Bahakan, adalah hal yang wajar pula jika manusia memiliki kecintaan terhadap ciptaan Allah SWT yang lainnnya.
“Cinta pada mulanya adalah senda gurau, tapi pada akhirnya adalah keseriusan. Cinta memiliki makna yang sangat lembut sehingga sulit untuk disifati. Cinta bukanlah sebuah kemungkaran dalam beragama, cinta juga tidak dilarang oleh syariat karena hati itu ada pada kuasa Allah”.
- Bentuk-bentuk Cinta.
Pada dasarnya, cinta adalah anugerah
yang maha kuasa. Allah SWT-lah yang menanamkan rasa cinta dalam hati manusia.
Islam tidak melarang seseorang untuk mencintai dan dicintai. Bahkan, islam
memberikan anjuran dan perintah agar manusia saling mencintai.
Bentuk cinta kepada Allah SWT adalah berupa ketaatan pada
segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan Cinta kepada
Rasulullah saw, adalah kemauan untuk mengikuti sunnah-sunnahnya, memperbanyak
membaca shalawat atasnya, dan menjauhi segala hal yang melanggar sunnahnya.
Kalau kamu memiliki rasa cinta seperti ini maka kamu akan mendapatkan anugerah
yang tidak ada bandingannnya di dunia ini. Bahkan, cinta seperti ini memiliki
nilai yang lebih baik dibandingkan dengan dunia serta seluruh isinya. Cinta
demikianlah yang akan mengantarkan kamu pada kebahagiaan di dunia dan di
akhirat kelak. Kebahagiaan di dunia dan akhirat tidak akan dapat digantikan
oleh materi sebesar dan sebanyak apa pun di dunia ini.
Bentuk cinta yang lain adalah cinta
kepada sesama manusia. Salah satunya yaitu cinta kamu kepada orang tua dalam
pengertian yang luas. Yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang menjadi
sarana bagi keberadaanmu di dunia ini, yaitu inu dan bapak. Termasuk pula dalam kategori orang tua adalah
mertua, bapak-ibu guru, dan ustaz-ustazah.
2. Mencintai
Lawan Jenis.
Kecintaan pada lawan jenis (pria atau wanita)
itu ada tiga macam, yaitu :
a. Cinta
yang bernilai ibadah.
Yaitu kecintaan seorang suami terhadap
istrinya. Cinta ini bernilai ibadah karena sudah berada pada tempat yang di
syariatkan Allah dan untuk menunjang tujuan-tujuan mulia. Dengan cinta inilah
keberlangsungan manusia di dunia ini menjadi terjaga.
b. Cinta
yang dilarang oleh Allah.
Yaitu cinta seorang laki-laki terhadap wanita
yang bukan mahramnya dengan tidak mengindahkan larangan-larangan-Nya.
c. Cinta
yang diperbolehkan (mubah).
Yaitu cinta seorang pria yang tiba-tiba
datang karena ia melihat wanita lain di hadapannya. Namun, ia tidak sengaja
menemui atau melihat wanita tadi dan cinta tersebut tidak membawanya pada
perbuatan maksiat dan dosa karena semua itu terjadi di luar kehendaknya dan
tanpa sengaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar