Minggu, 02 Juni 2013

MEMAHAMI CINTA


        Cinta menurut bahasa berarti suka sekali, sayang sekali, atau rasa terpikat dalam pengertin luas maupun khusus (terhadap lawan jenis). Cinta adalah sebuah fitrah di dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia yang masih dalam keadaan fitrah pasti memiliki cinta. Jadi, wajarlah  jika manusia memiliki kecintaan terhadap manusia lain yang berlainan jenis. Bahakan, adalah hal yang wajar pula jika manusia memiliki kecintaan terhadap ciptaan Allah SWT yang lainnnya. 
     “Cinta pada mulanya adalah senda gurau, tapi pada akhirnya adalah keseriusan. Cinta memiliki makna yang sangat lembut sehingga sulit untuk disifati. Cinta bukanlah sebuah kemungkaran dalam beragama, cinta juga tidak dilarang oleh syariat karena hati itu ada pada kuasa Allah”.

  1. Bentuk-bentuk Cinta.
        Pada dasarnya, cinta adalah anugerah yang maha kuasa. Allah SWT-lah yang menanamkan rasa cinta dalam hati manusia. Islam tidak melarang seseorang untuk mencintai dan dicintai. Bahkan, islam memberikan anjuran dan perintah agar manusia saling mencintai.
        Bentuk cinta kepada Allah SWT adalah berupa ketaatan pada segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan Cinta kepada Rasulullah saw, adalah kemauan untuk mengikuti sunnah-sunnahnya, memperbanyak membaca shalawat atasnya, dan menjauhi segala hal yang melanggar sunnahnya. Kalau kamu memiliki rasa cinta seperti ini maka kamu akan mendapatkan anugerah yang tidak ada bandingannnya di dunia ini. Bahkan, cinta seperti ini memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan dunia serta seluruh isinya. Cinta demikianlah yang akan mengantarkan kamu pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Kebahagiaan di dunia dan akhirat tidak akan dapat digantikan oleh materi sebesar dan sebanyak apa pun di dunia ini.
        Bentuk cinta yang lain adalah cinta kepada sesama manusia. Salah satunya yaitu cinta kamu kepada orang tua dalam pengertian yang luas. Yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang menjadi sarana bagi keberadaanmu di dunia ini, yaitu inu dan bapak.  Termasuk pula dalam kategori orang tua adalah mertua, bapak-ibu guru, dan ustaz-ustazah.
2.   Mencintai Lawan Jenis.
   Kecintaan pada lawan jenis (pria atau wanita) itu ada tiga macam, yaitu :
a.      Cinta yang bernilai ibadah.
   Yaitu kecintaan seorang suami terhadap istrinya. Cinta ini bernilai ibadah karena sudah berada pada tempat yang di syariatkan Allah dan untuk menunjang tujuan-tujuan mulia. Dengan cinta inilah keberlangsungan manusia di dunia ini menjadi terjaga.
b.      Cinta yang dilarang oleh Allah.
   Yaitu cinta seorang laki-laki terhadap wanita yang bukan mahramnya dengan tidak mengindahkan larangan-larangan-Nya.
c.       Cinta yang diperbolehkan (mubah).
   Yaitu cinta seorang pria yang tiba-tiba datang karena ia melihat wanita lain di hadapannya. Namun, ia tidak sengaja menemui atau melihat wanita tadi dan cinta tersebut tidak membawanya pada perbuatan maksiat dan dosa karena semua itu terjadi di luar kehendaknya dan tanpa sengaja.


 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar